Sunday, June 24, 2012

a pile of sadness

"Halo,
Apakabar mas?

Kapan terakhir kali kita bertemu mas? Terakhir kali kuingat sepertinya kamu lebih kurus. Apakah kamu sudah wisuda sekarang? Apakah setelah lulus kamu akan pergi ke daerah-daerah terpencil dan mengerjakan proyek di sana? Apakah kamu masih suka berpetualang, memanjat gunung dan menyelam?

Mas,
Apakah kamu masih suka bernyanyi di pagi hari? Apakah kamu masih suka bermain futsal? Apakah kamu masih menggemari k-pop? Apakah kamu masih mengikuti komik One Piece favoritmu? Apakah tas laptop eiger yang kuberikan sebagai ulang tahunmu dulu masih kamu simpan? Apakah kamu pernah memakainya?

Mas,
kudengar kamu telah menemukan gadis dambaanmu. Apakah dia menerima lamaranmu? Apakah kamu bercerita tentang keinginanmu untuk berbulan madu di atas gunung, sama seperti saat dulu kamu masih bersamaku? Ataukah, kamu punya rencana lain bersamanya? Apakah kamu masih berhasrat untuk mengunjungi Jepang dan Inggris?

Mas,
Bolehkah aku sedikit membayangkan masa depanmu? Akhirnya kamu akan menikahi gadis pujaanmu itu. Dia gadis yang sempurna bukan? Tidak sepertiku. Kamu akan memiliki anak perempuan yang lucu seperti afika darinya. Apakah kamu akan menamainya Hana Zafira? Aku juga suka nama itu. Sungguh keluarga yang bahagia. Apakah sekarang kamu bahagia mas?

Mas,
Apakah kamu masih mengingatku?"



Entah sejak kapan aku mulai menulis surat untuknya, tanpa nama dan tanpa alamat. Sengaja surat itu tak pernah aku kirimkan. Isi surat itu selalu sama, tentang pertanyaan-pertanyaan, meskipun aku rasa aku tahu apa jawabannya. Aku sedikit berharap, dengan terus-menerus bertanya aku akan mendapatkan jawaban yang berbeda. Atau mungkin juga, aku terlalu takut untuk mengetahui kenyataan dan semua jawaban darinya. Kulipat secarik kertas itu dan kumasukkan ke dalam amplop. Kusimpan hati-hati dalam sebuah kotak khusus, bergabung bersama dengan puluhan surat lainnya dan kesedihan didalamnya.

Sunday, June 3, 2012

Suatu saat nanti

Suatu saat nanti, akan datang padamu seseorang yang menyukai senyummu.
Suatu saat nanti, akan datang padamu seseorang yang jatuh cinta pada tawamu.
Suatu saat nanti, akan datang padamu seseorang yang senang mendengar suaramu.
Suatu saat nanti, akan datang padamu seseorang yang memandang wajahmu seakan kau lah ciptaan Tuhan paling indah.
Suatu saat nanti, akan datang padamu seseorang yang rela berbagi hidupnya denganmu.
Dialah orang yang akan mencintaimuSeseorang yang telah Tuhan ciptakan khusus untukmu, hanya untukmu.
Karena itu, bersabarlah.
Karena dia akan datang, untukmu. Ya, dia akan datang untukmu.
Suatu saat nanti.