a Letter from my heart

Aku jatuh cinta. Aku ingin memiliki cinta. Aku ingin cintamu untukku seorang. Egoiskah aku?


Aku begitu mencintaimu, hingga dada ini terasa sesak. Aku terlalu mencintaimu, hingga tak bersamamu terasa hampa. Mencintaimu, hingga membuatku gila. Hanya engkaulah yang kuinginkan. Salahkah aku?


Cintaku seperti bulan, yang selalu memandang domba kecil. Bulan menginginkan domba, yang tak pernah memandang ke langit. Bulan, ingin agar sinarnya yang terang hanya untuk dimiliki sang domba. Bulan, selalu ingin meninggalkan angkasa, hanya untuk menemui domba, yang bahkan tidak pernah menyadari bahwa bulan tersenyum hanya untuknya. Selalu untuknya.


Domba kecilku, tak pernahkah kau menyadari? Setiap lagu yang kusenandungkan, setiap tarikan nafas yang kuhirup, setiap air mata yang kutangiskan, setiap mimpi yang kuangankan, semua untukmu. Selalu untukmu.


Rasa cinta ini, menyiksaku. Cinta ini memaksa untuk keluar, mencari dirimu. Cinta ini merobek diriku yang menginginkanmu. Cinta ini, milikmu. Dan akan selalu jadi milikmu.


Kisah cinta ini berakhir bahkan sebelum berawal. Aku tahu sejak dulu aku tak pernah ada dalam hidupmu walau sebersitpun. Cinta ini hanyalah angan kosong. Aku, takkan pernah ada dalam mimpi ataupun kenanganmu.


Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Aku tak sanggup mengharap cinta yang tak pernah berbalas. Aku benci karena terlalu menginginkanmu. Buat aku melupakanmu!


Pandang aku! Lihatlah aku, yang menjerit karena haus akan cintamu. Rindu akan kasihmu. Menderita karena mencintaimu. Peluk aku, genggam tanganku. Cium aku. Aku milikmu. Jadikan aku milikmu!


Aku begitu mencintaimu, terlalu mencintaimu. Selalu.